Hmmm… sebenernya notes ini dibuat karenamau curcol aja sih, abis.. merinding mulu..
Udah hampir 4 harian ini perasaantiba-tiba menjadi super sensi. Sensi disini bukan marah-marah (selain itu juga loh), saya sering merinding, merinding disco kata Raditya Dika. Dari yang cuma diusilin dikantor yang file-file suka mendadak GHAIB. Sampe didatengin kucing jejadian, di kantor file yang mendadak ghaib juga ada kisahnya. Gimana dibilang ga Ghaib coba? file yang bolak balik aku rapihin mendadak ga ada kalo lagi dibutuhin. Tapi begitu ga diutuhin itu file bisa ber-copy-copy di setiap sudut. Padahal saat mencarinya saya tenang, setenang ketika saya jumpalitan diatas jendela kamar jika sedang pengen eksis. Juga kalo panik sudah jelas pasti ga bakal ketemu, sampe temen sekantor ikut cari file itu. Heboh banget! Akhirnya tetep aja jalan pintasnya print lagi di softcopynya. Dan itu terjadi sudah 3 kali ini. (BOROZ BOZ)
Belakangan ini, entah mengapa tiap abis magrib entah kenapa ko perasaan was-was selalu ada, padahal perasaan was-was kan memang timbulnya dari setan. “yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.”–An-Nas 5. Termasuk rasa was-was itu juga. Tapi yawes gapapa, obat untuk orang ketakutan yang paling manjur adalah melawan rasa takut itu sendiri. Termasuk rasa takut ketika melihat sekelebat bayangan putih seliweran lewat mondar mandir. (Awalnya sih aku pikir halusinasi, tapi kok badanku merinding disco terus).
Pernah ada teman baik saya, seorang senior lulusan Rusia yang bilang, manusia itu memiliki semcam signal dengan 2 jenis yang alami. Semacam Respon tubuh gitu. Saat kita akan mendapat kejahatan atau bahaya yang berasal dari manusia, maka rasa takut dan gemetar akan dirasakan seluruh tubuh, kadang kalo kelewat sensi maka perasaan tidak nyaman akan semakin kuat seolah mengajak manusia itu sendiri untuk menghindar. Sedang signal ke dua berasal dari mahkluk alam lain, dimana si penerima respon akan merasa tidak nyaman dan merinding sekitar bulu roma(siapa sih yang buat istilah bulu roma! kenapa ga bulu argentina atau bulu russia aja yah?)
Terlepas dari itu semua, dari ilmu psikologi juga ada loh kaitannya, bisa dibilang telepati. Begini, ilmiahnya “Telepati dipercaya melibatkan fisiologis tubuh. Tidak semata-mata pikiran yang bekerja. Penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang menyampaikan sebuah informasi telepatik kepada orang lain, terjadi perubahan fisiologis dalam diri pengirim. Pada saat seorang pengirim pesan diminta berkonsentrasi memikirkan penerima pesan, respon kulit galvanik atau GSR, yang merupakan detektor alamiah terhadap stres psikologis dalam diri seseorang, meningkat. Pada saat relaks, GSR-nya kembali menurun dan..Bla–bla bla blaaaa… Jyeder! Bedanya, kalo dalam teory kan penerima disuruh konsentrasi, biasanya, saat orang dalam konsentrasi tinggi misalnya dalam keadaan nyetir, jalan sendirian dan aktivitas lain. Maka respon dari pengirim akan tersampaikan, beda lagi kalo orang yang di tuju pikiranya glambyar, jadinya bakalan kena misalnya hipnotis, atau sejenisnya termasuk gendam yang juga masuk katagory hipnosis sesat.
Intinya ketika seseorang memiliki niat buruk kepada orang lain, otomatis pesan akan tersampaikan dari pikiran manusia yang menjadi korbannya. Dimana manusia adalah mahluk yang memiliki ion-ion yang bermuatan listrik walaupun sangat kecil sekali, kurang lebih sekitar 0.5 mA. Tetep aja ada muatan listriknya, karena aliran darah dari manusia kan mengalir dari gesekan itulah manusia manusia menjadi mahluk hidup (HADOH! takut salah nie!) pokoknya.. itu deh! gyubrak#jatuh dari kursi dengan memukau#
Nah.. untuk ilmiahnya ngawur bin ngaco tapi ga ngaco-ngaco amat cukup sekian karena tiba-tiba hidung saya mau mimisan. Hahaha.
Terus..Terus…
Iseng saya yang sedang merinding disco ini [ah, ganti dulu, takut dibilang ngambil hak patennya Raditya Dika, mulai sekarang di ganti Merinding dangdut. Karena saya suka dangdut. Halaaah] Tiba-tiba ingin sekali membaca buku mengenai rukyah syariah yang saya beli di toko buku gramed*a bulan lalu [Baru sempet di baca euy]. Di halaman belakang ada kisah nyata yang menurut saya, sangat menarik. Maka diantara perasaan berkecamuk, merinding dangdut dan penasaran, akhirnya saya memutuskan untuk membacanya. Saya sih berpikir. Ah.. cemen sekali kalo sampe sama beginian aja takut. Bener juga. waktu baca buku itu udah jam 23.00 malam, bener-bener merinding dangdut koplo jadinya. Jadi bersensasi malamku, jumat kemaren. [saat itu saya bener-bener ga tau kalo hari jumat kemaren adalah jumat legi, yang kata orang bernuansa BISTIK, eh salah.. MISTIK maksud saya], akhirnya sukses saya tidur dengan perasaan dan mimpi yang mencekam semalaman. Tapi dunia nyata saya, tetap terkendali. Tandanya masih masuk level “AMAN”.
Hari sabtu malam, saya pulang ke kota saya, FYI rumah nenek saya berada di tanah miliknya yang berukuran 1 Hektar memanjang ke belakang. Ditanah bekas sawah itu dibangunlah sebuah rumah panggung yang RSSSS… disekitarnya ada beberapa pohon besar dan tua diantaranya, NANGKA, SAWO, MANGGA, KEDONDONG, JUWET, dan KELAPA, sebetulnya ini rumah apa taman bibit sih? @_@
Jadi rumah saya kesannya angker. Banyak orang suka dijailin disitu, apalagi kata orang tanah tempat rumah nenek jaman dulunya adalah makam China. Bisa jadi, Makam yang sudah berpuluh-puluh atau bahkan ratusan tahun itu ketika dipindah ga semuanya terpindahkan. Jadinya beberapa “tamu” suka usil. Dari tukang bebek yang nyewa lahan dibelakang rumah yang cerita kalo malam-malam dia didatangi sekumpulan orang bnerpakaian seperti jaman majapait [ini tukang bebek sepertinya fans berat sinetron brama kumbara], membawa obor dan arit datang beramai-ramai sambil ngancam akan di ambil jika tidak membersihkan bekas kotoran bebek disekitarnya [sepertinya emang salah si tukang bebek yang jorok dan malas]. Juga cerita lain, saat temen bapak sedang tidur di rumah-rumahan[maksudnya gubuk derita yang dibangun sendiri sementara di belakang rumah] ditemani oleh seekor ular hitam sebesar badan manusia. Tapi saat diberi penerangan ular tersebut panjangnya hanya sampai ujung kaki teman bapak tadi. Langsung lari terbirit-birit sampe pingsan didepan rumah.
Nah.. kali ini ceritaku, [sialan, saya yang punya rumah malah kena]
Sabtu malam, saya datang kerumah ibu mertua untuk membicarakan *TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT*, maaf sensor. jam 9 malam, saat berjalan dibawah pohon kedondong, tiba-tiba saya dikagetkan dengan suara kucing dari atas pohon. Wah ternyata Noska. Kucing belang tiga kesayanganku kehujanan diatas pohon. Langsung saja saya ambil tanpa pikir panjang, entah ada yang janggal dengan noska malam itu. Ia terlihat sangat ketakutan dengan mata yang sangat besar dan melotot janggal. Saya sempat curiga ii bukan noska, karena Noska tidak pernah nangis seperti itu. Tapi saya buang prasangka saya sambil mengelus dan menggendong.
Meski sempat tertunda tetap akhirnya saya berangkat kerumah mertua.
Malamnya ketika pulang kerumah jam sudah menunjukkan pukul 22.30 [hmm kenapa setiap jam seginian yak?] Saya panggil nama Noska dan ia menghamppiri. Benar-benar seperti noska meski saya bener-bener curiga ini bukan noska. Sampai saya ajak masuk kekamar sambil saya bacakan ayat kursi didepan wajahnya, juga An-Nas, sempat Noska terdiam dan memandang saya dengan aneh. Akhirnya saya pegang tangan dan kakinya karena takut tiba-tiba dia menyerang. ternyata wajahnya didekatkan ke saya dan “ndusel” manja. Fiuh.. ternyata kucing biasa… bukan jejaden.
Besok paginya, Aang(kakakku) bilang, semalam noska tidur di warnet sama adek-adeknya. Yang lebih meyakinkan, aang nini dan aki memang dengar suara kucing teriak kencang dan kami smua menyangka memang Noska. Ternyata. BUKAN!!! Karena Aang lihat Noska di warung depan. Dan yang didepan rumah Nini (nenek) adalah kucing lain. Badanku gemetaran seketika. Saat esok harinya saya cari, kucing itu sudah tidak muncul lagi. Saya ingat memang ternyata sangat beda meski mirip.
Minggu malam, aku sempat ngobrol sama seorang santri senior yang geletakan di warung rumahku[beberapa ustad dan santri memang tinggal ditanah milik Nini, bagunan kosong yang tadinya gudang dijadikan warung mie instan oleh ustad dan santri tersebut],
Santri Jem bilang, : “kayaknya kamu disenengi sama demit deh”
Dinda : “Enak aja! Enggalah”
Santri Jem : “iyha wong katanya waktu di Rusia suka praktek perdukunan”
Dinda : “Enak aja! fitnah! siapa bilang gitu?” sambil makan gerry chololatoz
Santri Jem : “wong ibumu sendiri bilang” katanya sambil mlintirin jenggot kambingnya
Dinda :”mulai lagi mamahku mengarang indah”
Santri jem : “Wong jumat kemaren yo jumat legi” katanya sambil garuk garuk kaki
Dinda :”laaaaaaaaah! apa hubungannya? bukanya kata orang jawa jumat kliwon yang serem!”
Santri Jem : “itu di jawatengah, kalo jawa timur jumat legi”
Dinda : “hmmmmmm” sambil mikir, ko bisa beda yah?
Santri Jem : “temenku pernah jaga kuburan orang yang meninggal jumat legi dan slasa kliwon, katanya santri yang pertama ga keliatan apa-apa tapi yang kedua diliatin penampakan pocong dan arek wedok rambutnya sampe tanah”
Dinda : [ndumel di hati] “sialan, tambah merinding aja nih saya!”
Santri Jem : “ya demite seneng karo kowe… makane di tutke”[Demitnya suka kamu makanya di ikutin]
Aaaaaaaaaaaaaaah……….
Entahlah, sampai kapan kejanggalan ini akan berakhir..
#baca doa pagi petang
Hmmm… sebenernya notes ini dibuat karenamau curcol aja sih, abis.. merinding mulu..
Udah hampir 4 harian ini perasaantiba-tiba menjadi super sensi. Sensi disini bukan marah-marah (selain itu juga loh), saya sering merinding, merinding disco kata Raditya Dika. Dari yang cuma diusilin dikantor yang file-file suka mendadak GHAIB. Sampe didatengin kucing jejadian, di kantor file yang mendadak ghaib juga ada kisahnya. Gimana dibilang ga Ghaib coba? file yang bolak balik aku rapihin mendadak ga ada kalo lagi dibutuhin. Tapi begitu ga diutuhin itu file bisa ber-copy-copy di setiap sudut. Padahal saat mencarinya saya tenang, setenang ketika saya jumpalitan diatas jendela kamar jika sedang pengen eksis. Juga kalo panik sudah jelas pasti ga bakal ketemu, sampe temen sekantor ikut cari file itu. Heboh banget! Akhirnya tetep aja jalan pintasnya print lagi di softcopynya. Dan itu terjadi sudah 3 kali ini. (BOROZ BOZ)
Belakangan ini, entah mengapa tiap abis magrib entah kenapa ko perasaan was-was selalu ada, padahal perasaan was-was kan memang timbulnya dari setan. “yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.”–An-Nas 5. Termasuk rasa was-was itu juga. Tapi yawes gapapa, obat untuk orang ketakutan yang paling manjur adalah melawan rasa takut itu sendiri. Termasuk rasa takut ketika melihat sekelebat bayangan putih seliweran lewat mondar mandir. (Awalnya sih aku pikir halusinasi, tapi kok badanku merinding disco terus).
Pernah ada teman baik saya, seorang senior lulusan Rusia yang bilang, manusia itu memiliki semcam signal dengan 2 jenis yang alami. Semacam Respon tubuh gitu. Saat kita akan mendapat kejahatan atau bahaya yang berasal dari manusia, maka rasa takut dan gemetar akan dirasakan seluruh tubuh, kadang kalo kelewat sensi maka perasaan tidak nyaman akan semakin kuat seolah mengajak manusia itu sendiri untuk menghindar. Sedang signal ke dua berasal dari mahkluk alam lain, dimana si penerima respon akan merasa tidak nyaman dan merinding sekitar bulu roma(siapa sih yang buat istilah bulu roma! kenapa ga bulu argentina atau bulu russia aja yah?)
Terlepas dari itu semua, dari ilmu psikologi juga ada loh kaitannya, bisa dibilang telepati. Begini, ilmiahnya “Telepati dipercaya melibatkan fisiologis tubuh. Tidak semata-mata pikiran yang bekerja. Penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang menyampaikan sebuah informasi telepatik kepada orang lain, terjadi perubahan fisiologis dalam diri pengirim. Pada saat seorang pengirim pesan diminta berkonsentrasi memikirkan penerima pesan, respon kulit galvanik atau GSR, yang merupakan detektor alamiah terhadap stres psikologis dalam diri seseorang, meningkat. Pada saat relaks, GSR-nya kembali menurun dan..Bla–bla bla blaaaa… Jyeder! Bedanya, kalo dalam teory kan penerima disuruh konsentrasi, biasanya, saat orang dalam konsentrasi tinggi misalnya dalam keadaan nyetir, jalan sendirian dan aktivitas lain. Maka respon dari pengirim akan tersampaikan, beda lagi kalo orang yang di tuju pikiranya glambyar, jadinya bakalan kena misalnya hipnotis, atau sejenisnya termasuk gendam yang juga masuk katagory hipnosis sesat.
Intinya ketika seseorang memiliki niat buruk kepada orang lain, otomatis pesan akan tersampaikan dari pikiran manusia yang menjadi korbannya. Dimana manusia adalah mahluk yang memiliki ion-ion yang bermuatan listrik walaupun sangat kecil sekali, kurang lebih sekitar 0.5 mA. Tetep aja ada muatan listriknya, karena aliran darah dari manusia kan mengalir dari gesekan itulah manusia manusia menjadi mahluk hidup (HADOH! takut salah nie!) pokoknya.. itu deh! gyubrak#jatuh dari kursi dengan memukau#
Nah.. untuk ilmiahnya ngawur bin ngaco tapi ga ngaco-ngaco amat cukup sekian karena tiba-tiba hidung saya mau mimisan. Hahaha.
Terus..Terus…
Iseng saya yang sedang merinding disco ini [ah, ganti dulu, takut dibilang ngambil hak patennya Raditya Dika, mulai sekarang di ganti Merinding dangdut. Karena saya suka dangdut. Halaaah] Tiba-tiba ingin sekali membaca buku mengenai rukyah syariah yang saya beli di toko buku gramed*a bulan lalu [Baru sempet di baca euy]. Di halaman belakang ada kisah nyata yang menurut saya, sangat menarik. Maka diantara perasaan berkecamuk, merinding dangdut dan penasaran, akhirnya saya memutuskan untuk membacanya. Saya sih berpikir. Ah.. cemen sekali kalo sampe sama beginian aja takut. Bener juga. waktu baca buku itu udah jam 23.00 malam, bener-bener merinding dangdut koplo jadinya. Jadi bersensasi malamku, jumat kemaren. [saat itu saya bener-bener ga tau kalo hari jumat kemaren adalah jumat legi, yang kata orang bernuansa BISTIK, eh salah.. MISTIK maksud saya], akhirnya sukses saya tidur dengan perasaan dan mimpi yang mencekam semalaman. Tapi dunia nyata saya, tetap terkendali. Tandanya masih masuk level “AMAN”.
Hari sabtu malam, saya pulang ke kota saya, FYI rumah nenek saya berada di tanah miliknya yang berukuran 1 Hektar memanjang ke belakang. Ditanah bekas sawah itu dibangunlah sebuah rumah panggung yang RSSSS… disekitarnya ada beberapa pohon besar dan tua diantaranya, NANGKA, SAWO, MANGGA, KEDONDONG, JUWET, dan KELAPA, sebetulnya ini rumah apa taman bibit sih? @_@
Jadi rumah saya kesannya angker. Banyak orang suka dijailin disitu, apalagi kata orang tanah tempat rumah nenek jaman dulunya adalah makam China. Bisa jadi, Makam yang sudah berpuluh-puluh atau bahkan ratusan tahun itu ketika dipindah ga semuanya terpindahkan. Jadinya beberapa “tamu” suka usil. Dari tukang bebek yang nyewa lahan dibelakang rumah yang cerita kalo malam-malam dia didatangi sekumpulan orang bnerpakaian seperti jaman majapait [ini tukang bebek sepertinya fans berat sinetron brama kumbara], membawa obor dan arit datang beramai-ramai sambil ngancam akan di ambil jika tidak membersihkan bekas kotoran bebek disekitarnya [sepertinya emang salah si tukang bebek yang jorok dan malas]. Juga cerita lain, saat temen bapak sedang tidur di rumah-rumahan[maksudnya gubuk derita yang dibangun sendiri sementara di belakang rumah] ditemani oleh seekor ular hitam sebesar badan manusia. Tapi saat diberi penerangan ular tersebut panjangnya hanya sampai ujung kaki teman bapak tadi. Langsung lari terbirit-birit sampe pingsan didepan rumah.
Nah.. kali ini ceritaku, [sialan, saya yang punya rumah malah kena]
Sabtu malam, saya datang kerumah ibu mertua untuk membicarakan *TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT*, maaf sensor. jam 9 malam, saat berjalan dibawah pohon kedondong, tiba-tiba saya dikagetkan dengan suara kucing dari atas pohon. Wah ternyata Noska. Kucing belang tiga kesayanganku kehujanan diatas pohon. Langsung saja saya ambil tanpa pikir panjang, entah ada yang janggal dengan noska malam itu. Ia terlihat sangat ketakutan dengan mata yang sangat besar dan melotot janggal. Saya sempat curiga ii bukan noska, karena Noska tidak pernah nangis seperti itu. Tapi saya buang prasangka saya sambil mengelus dan menggendong.
Meski sempat tertunda tetap akhirnya saya berangkat kerumah mertua.
Malamnya ketika pulang kerumah jam sudah menunjukkan pukul 22.30 [hmm kenapa setiap jam seginian yak?] Saya panggil nama Noska dan ia menghamppiri. Benar-benar seperti noska meski saya bener-bener curiga ini bukan noska. Sampai saya ajak masuk kekamar sambil saya bacakan ayat kursi didepan wajahnya, juga An-Nas, sempat Noska terdiam dan memandang saya dengan aneh. Akhirnya saya pegang tangan dan kakinya karena takut tiba-tiba dia menyerang. ternyata wajahnya didekatkan ke saya dan “ndusel” manja. Fiuh.. ternyata kucing biasa… bukan jejaden.
Besok paginya, Aang(kakakku) bilang, semalam noska tidur di warnet sama adek-adeknya. Yang lebih meyakinkan, aang nini dan aki memang dengar suara kucing teriak kencang dan kami smua menyangka memang Noska. Ternyata. BUKAN!!! Karena Aang lihat Noska di warung depan. Dan yang didepan rumah Nini (nenek) adalah kucing lain. Badanku gemetaran seketika. Saat esok harinya saya cari, kucing itu sudah tidak muncul lagi. Saya ingat memang ternyata sangat beda meski mirip.
Minggu malam, aku sempat ngobrol sama seorang santri senior yang geletakan di warung rumahku[beberapa ustad dan santri memang tinggal ditanah milik Nini, bagunan kosong yang tadinya gudang dijadikan warung mie instan oleh ustad dan santri tersebut],
Santri Jem bilang, : “kayaknya kamu disenengi sama demit deh”
Dinda : “Enak aja! Enggalah”
Santri Jem : “iyha wong katanya waktu di Rusia suka praktek perdukunan”
Dinda : “Enak aja! fitnah! siapa bilang gitu?” sambil makan gerry chololatoz
Santri Jem : “wong ibumu sendiri bilang” katanya sambil mlintirin jenggot kambingnya
Dinda :”mulai lagi mamahku mengarang indah”
Santri jem : “Wong jumat kemaren yo jumat legi” katanya sambil garuk garuk kaki
Dinda :”laaaaaaaaah! apa hubungannya? bukanya kata orang jawa jumat kliwon yang serem!”
Santri Jem : “itu di jawatengah, kalo jawa timur jumat legi”
Dinda : “hmmmmmm” sambil mikir, ko bisa beda yah?
Santri Jem : “temenku pernah jaga kuburan orang yang meninggal jumat legi dan slasa kliwon, katanya santri yang pertama ga keliatan apa-apa tapi yang kedua diliatin penampakan pocong dan arek wedok rambutnya sampe tanah”
Dinda : [ndumel di hati] “sialan, tambah merinding aja nih saya!”
Santri Jem : “ya demite seneng karo kowe… makane di tutke”[Demitnya suka kamu makanya di ikutin]
Aaaaaaaaaaaaaaah……….
Entahlah, sampai kapan kejanggalan ini akan berakhir..
#baca doa pagi petang